Evi KJP
Senin, 11 Januari 2016
Rabu, 06 Januari 2016
Teori Model Konsep Keperawatan Virginia Henderson
Model Konsep
Keperawatan Virginia Henderson
1. Definisi Keperawatan Menurut
Virginia Henderson
Virginia Henderson memperkenalkan
definition of nursing (definisi keperawatan). Ia menyatakan bahwa definisi
keperawatan harus menyertakan prinsip keseimbangan fisiologis. Definisi ini
dipengaruhi oleh persahabatan dengan seorang ahli fisiologis bernama Stackpole.
Henderson sendiri kemudian mengemukakan sebuah definisi keperawatan yang
ditinjau dari sisi fungsional. Menurutnya tugas unik perawat adalah membantu
individu baik dalam keadaan sehat maupun sakit, melalui upayanya melaksanakan
berbagai aktivitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau
proses meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan secara mandiri oleh
individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan atau pengetahuan untuk
itu (tugas perawat). Di samping itu, Henderson juga mengembangkan sebuah model
keperawatan yang dikenal dengan “The Activities of Living”. Model tersebut
menjelaskan bahwa tugas perawat adalah membantu individu dengan meningkatkan
kemandiriannya secepat mungkin. Perawat menjalankan tugasnya secara mandiri,
tidak tergantung pada dokter. Akan tetapi perawat tetap menyampaikan rencananya
pada dokter sewaktu mengunjungi pasien.
2. Model Keperawatan Menurut Virginia
Henderson
Virginia Henderson adalah ahli teori
keperawatan yang penting yang telah memberi pengaruh besar pada keperawatan
sebagai profesi yang mendunia. Ia membuat model konseptualnya pada awal
1960-an, ketika profesi keperawatan mulai mencari identitasnya sendiri. Masalah
intinya adalah apakah perawat cukup berbeda dari profesi lain dalam layanan
kesehatan dalam hal kinerja?. Pertanyaan ini merupakan hal yang penting sampai
1950-an, perawat lebih sering melakuakan instruksi dokter. Virginia Henderson
adalah orang pertama yang mencarifungsi unik dalam keperawatan. Pada saat ia
menulis pada 1960-an ia dipengaruhi oleh aspek negatif dan positif dari praktik
keperawatan pada masa itu. Hal tersebut mencakup:
a) Authoritarian dan struktur hierarki
di rumahsakit
b) Sering terdapat fokus satu pihak
yaitu pada penyembuhan gangguan fungsi fisik semata.
c) Fakta bahwa mempertahankan kontak
pribadi dengan pasien merupakan hal yang tidak mungkin dilakukan pada masa itu.
d) Adanya keanekaragaman pengalaman
yang ia miliki selama karier keperawatannya di Amerika Serikat di berbagai
bidang layanan kesehatan.
Selain keinginan untuk menemukan
fungsi unik dari keperawatan, perubahan sosial tidak diragukan lagi untuk
memainkan peranan besar dalam perkembangan pandangan dan ide-idenya. Sebagai
contoh, bukanlah suatu kebetulan bahwa ilmu perilaku memiliki pengaruh besar
pada pandangan dan pendapat kita tentang masyarakat pada tahun 1960-an. Oleh
karena itu, inisiatifnya diarahkan untuk memberikan perhatian yang lebih pada
aspek-aspek psikososial dari perawatan pasien. Virginia Henderson diminta untuk
mempublikasikan model konseptual oleh International Council of Nurses (ICN).
Konstribusi penting oleh Henderson
(1966) adalah definisi keperawatan berikut yang saat ini menjadi definisi yang
sudah diterima secara umum :
“Fungsi unik dari keperawatan adalah untuk membantu individu sehat atau sakit, dalam hal memberikan kesehatan atau pemulihan (kematian yang damai) yang dapat dilakukan tanpa bantuan jika ia memiliki kekuatan, kemauan atau pengetahuan. Dan melakukannya dengan cara tersebut dapat membantunya mendapatkan kemandirian secepat mungkin”.
Henderson sangat dipengaruhi Edward Thorndyke, yang banyak melakukan penelitian dalam bidang kebutuhan manusia. Berdasarkan teori-teori Thorndyke dan definisinya sendiri tentang keperawatan, Henderson memberi tugas keperawatan menjadi empatbelas tugas yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pembagian asuhan keperawatan menjadi empatbelas kebutuhan manusia ini menjadi pilar dari model keperawatannya. Ia menyatakan bahwa :
“Fungsi unik dari keperawatan adalah untuk membantu individu sehat atau sakit, dalam hal memberikan kesehatan atau pemulihan (kematian yang damai) yang dapat dilakukan tanpa bantuan jika ia memiliki kekuatan, kemauan atau pengetahuan. Dan melakukannya dengan cara tersebut dapat membantunya mendapatkan kemandirian secepat mungkin”.
Henderson sangat dipengaruhi Edward Thorndyke, yang banyak melakukan penelitian dalam bidang kebutuhan manusia. Berdasarkan teori-teori Thorndyke dan definisinya sendiri tentang keperawatan, Henderson memberi tugas keperawatan menjadi empatbelas tugas yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pembagian asuhan keperawatan menjadi empatbelas kebutuhan manusia ini menjadi pilar dari model keperawatannya. Ia menyatakan bahwa :
a) Perawat harus selalu mengakui bahwa
terdapat pola kebutuhan pasien yang harus dipenuhi.
b) Perawat harus selalu mencoba
menempatkan dirinya pada posisi pasien sebanyak mungkin.
Sayangnya, tidak selalu memungkinkan
bagi seseorang untuk menempatkan diri pada posisi pasien, dan kalaupun
memungkinkan hal tersebut tidak selalu pas. Pada situasi ini kebutuhan pasien
sulit untuk dipenuhi.
Ketika Henderson berbicara mengenai kebutuhan, ia merujuk pada semua kebutuhan dasar dari setiap manusia. Agar perawat dapat membantu pasien memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, diperlukan asuhan keperawatan dasar. Oleh karena itu, Henderson menyimpulkan bahwa asuhan keperawatan dasar ada pada setiap situasi keperawatan. Situasi tersebut sebagai contoh adalah :
Ketika Henderson berbicara mengenai kebutuhan, ia merujuk pada semua kebutuhan dasar dari setiap manusia. Agar perawat dapat membantu pasien memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, diperlukan asuhan keperawatan dasar. Oleh karena itu, Henderson menyimpulkan bahwa asuhan keperawatan dasar ada pada setiap situasi keperawatan. Situasi tersebut sebagai contoh adalah :
Ø Rumahsakit Umum
Ø Rumahsakit Jiwa
Ø Institusi untuk penderita cacat
mental
Ø Rumah perawatan
Ø Perawatan di rumah
Jadi menurut Hendeson, lapangan
kerja perawat tidak terbatas hanya di rumahsakit umum. Henderson juga
menekankan pada pentingnya merencanakan asuhan. Dalam modelnya ia menggambarkan
rencana keperawatan, metode eskematik untuk pengawasan asuhan. Perencanaan yang
cermat akan mengklarifikasi hal-hal berikut :
a. Urutan aktifitas yang harus
dilakukan.
b. Aktifitas perawat yang harus dan
tidak boleh dilakukan
c. Perubahan-perubahan yang harus
dibuat
C. Hubungan
Model Keperawatan dengan Paradigma Keperawatan
a. Manusia
Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, jiwa dan raga adalah satu kesatuan. Lebih lanjut lagi, individu dan keluarganya dipandang sebagai unit tunggal. Setiap manusia harus berupaya untuk mempertahankan keseimbangan fisiologi dan emosional.
Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, jiwa dan raga adalah satu kesatuan. Lebih lanjut lagi, individu dan keluarganya dipandang sebagai unit tunggal. Setiap manusia harus berupaya untuk mempertahankan keseimbangan fisiologi dan emosional.
b.
Lingkungan
Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor eksternal dan kondisi yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor eksternal dan kondisi yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
c. Sehat dan
sakit
Sehat adalah kualitas hidup tertentu yang oleh Henderson dihubungkan dengan kemandirian. Karakteristik utama dari sakit adalah ketergantungan dan berbagai tingkat inkapasitas individu (pasien) untuk memuaskan kebutuhan manusianya. Menganggap bahwa sehat adalah kemandirian dan sakit adalah ketergantungan dapat dipandang sebagai simplifikasi. Dapat juga dikatakan bahwa sakit adalah keterbatasan kemandirian.
Sehat adalah kualitas hidup tertentu yang oleh Henderson dihubungkan dengan kemandirian. Karakteristik utama dari sakit adalah ketergantungan dan berbagai tingkat inkapasitas individu (pasien) untuk memuaskan kebutuhan manusianya. Menganggap bahwa sehat adalah kemandirian dan sakit adalah ketergantungan dapat dipandang sebagai simplifikasi. Dapat juga dikatakan bahwa sakit adalah keterbatasan kemandirian.
d.
Keperawatan
Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik apakah ia sakit atau sehat, dalam peran tambahan atau peran pendukung. Tujuan dari keperawatan adalah untuk membantu individu memperoleh kembali kemandiriannya sesegera mungkin. Namun demikian, keputusan Henderson untuk meningkatkan kemandirian dan hanya melakukan sesuatu untuk pasien, jika ia tidak dapat melakukannya maka sendiri tidak disetujui oleh profesi sebagai prinsip dasar asuhan keperawatan sebelum Henderson menjelaskan lebih lanjut.
Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik apakah ia sakit atau sehat, dalam peran tambahan atau peran pendukung. Tujuan dari keperawatan adalah untuk membantu individu memperoleh kembali kemandiriannya sesegera mungkin. Namun demikian, keputusan Henderson untuk meningkatkan kemandirian dan hanya melakukan sesuatu untuk pasien, jika ia tidak dapat melakukannya maka sendiri tidak disetujui oleh profesi sebagai prinsip dasar asuhan keperawatan sebelum Henderson menjelaskan lebih lanjut.
D. Konsep
Utama Teori Virginia Henderson
A. MANUSIA.
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk meraih kesehatan, kebebasan atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan komponen penanganan perawatan. Ke-14 kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bernafas secara normal.
2. Makan dan minum dengan cukup.
3. Membuang kotoran tubuh.
4. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
5. Tidur dan istirahat.
6. Memilih pakaian yang sesuai.
7. Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan mengubah lingkungan.
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integumen.
9. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut atau pendapat.
11. Beribadah sesuai dengan keyakinan.
12. Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
13. Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
14. Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Keempat belas kebutuhan dasar manusia di atas dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori, yaitu komponen komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis dan spiritual. Kebutuhan dasar poin 1 – 9 termasuk komponen kebutuhan biologis. Poin 10 dan 14 termasuk komponen kebutuhan psikologis. Poin 11 termasuk kebutuhan spiritual. Sedangkan poin 12 dan 13 termasuk komponen kebutuhan sosiologis.
Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga, mereka merupakan satu kesatuan (unit).
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk meraih kesehatan, kebebasan atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan komponen penanganan perawatan. Ke-14 kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bernafas secara normal.
2. Makan dan minum dengan cukup.
3. Membuang kotoran tubuh.
4. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
5. Tidur dan istirahat.
6. Memilih pakaian yang sesuai.
7. Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan mengubah lingkungan.
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integumen.
9. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut atau pendapat.
11. Beribadah sesuai dengan keyakinan.
12. Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
13. Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
14. Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Keempat belas kebutuhan dasar manusia di atas dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori, yaitu komponen komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis dan spiritual. Kebutuhan dasar poin 1 – 9 termasuk komponen kebutuhan biologis. Poin 10 dan 14 termasuk komponen kebutuhan psikologis. Poin 11 termasuk kebutuhan spiritual. Sedangkan poin 12 dan 13 termasuk komponen kebutuhan sosiologis.
Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga, mereka merupakan satu kesatuan (unit).
B.
KEPERAWATAN
Menurut Henderson, perawat mempunyai fungsi yang unik yaitu untuk membantu individu baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai fungsi independence di dalam penanganan perawat berdasarkan kebutuhan dasar manusia (14 kebutuhan dasar manusia). Untuk menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan biologis maupun sosio.
Menurut Henderson, perawat mempunyai fungsi yang unik yaitu untuk membantu individu baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai fungsi independence di dalam penanganan perawat berdasarkan kebutuhan dasar manusia (14 kebutuhan dasar manusia). Untuk menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan biologis maupun sosio.
C. KESEHATAN
Sehat adalah siklus hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting dari pada mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki kekuatan, kehendak serta pengetahuan yang cukup.
Sehat adalah siklus hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting dari pada mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki kekuatan, kehendak serta pengetahuan yang cukup.
D.
LINGKUNGAN
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan.
a. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit akan menghambat kemampuan tersebut.
b. Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
c. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
d. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam memberikan resep.
e. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
f. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk memperkirakan adanya bahaya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan.
a. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit akan menghambat kemampuan tersebut.
b. Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
c. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
d. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam memberikan resep.
e. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
f. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk memperkirakan adanya bahaya.
Dalam
pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dan klien.
Menurut Henderson, hubungan perawat dengan klien terbagi menjadi tiga
tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat
mandiri.
1) Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien.
2) Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
3) Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
1) Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien.
2) Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
3) Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
Pada situasi
pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pengganti (substitute) di dalam
memenuhi kekurangan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan atau kemauan pasien
yang berkurang. Dalam hubungan antara perawat dan pasien ini perawat berfungsi
untuk “melengkapinya”. Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien berada pada
fase pemulihan, perawat berperan sebagai penolong (helper), untuk menolong atau
membantu pasien mendapatkan kembali kemandiriannya.kemandirian ini sifatnya relatif,
sebab tidak ada satu pun manusia yang tidak bergantung pada orang lain.
Meskipun demikian, perawat berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan
kesehatan pasien. Sebagai mitra (partner), perawat dan pasien bersama-sama
menerusakan rencana perawatan bagi pasien. Meski diagnosisnya berbeda, setiap
pasien tetap memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Hanya saja,
kebutuhan dasar tersebut dimodifikasi berdasarkan kondisi patologis dan faktor
lainnya seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status sosial atau budaya,
serta kekuatan fisik dan intelektual.
Kaitannya dengan hubungan perawat dan dokter, Henderson berpendapat bahwa perawat tidak boleh selalu melaksanakan perintah dokter. Henderson sendiri mempertanyakan filosofi yang membolehkan seorang dokter memberi perintah kepada pasien atau tenaga kerja lainnya. Tugas perawat adalah membantu pasien dalam melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada tenaga dokter. Rencana perawatan yang dirumuskan oleh perawat dan pasien tetap harus dijalankan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rencana pengobatan yang ditentukan oleh dokter.
Kaitannya dengan hubungan perawat dan dokter, Henderson berpendapat bahwa perawat tidak boleh selalu melaksanakan perintah dokter. Henderson sendiri mempertanyakan filosofi yang membolehkan seorang dokter memberi perintah kepada pasien atau tenaga kerja lainnya. Tugas perawat adalah membantu pasien dalam melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada tenaga dokter. Rencana perawatan yang dirumuskan oleh perawat dan pasien tetap harus dijalankan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rencana pengobatan yang ditentukan oleh dokter.
E. Prinsip
Dasar Model Keperawatan Menurut Henderson
a. Fungsi
unik perawat.
b. Upaya pasien ke arah kemandirian.
c. Asuhan keperawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia.
d. Perencanaan yang akan diberikan
b. Upaya pasien ke arah kemandirian.
c. Asuhan keperawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia.
d. Perencanaan yang akan diberikan
F. Aplikasi
Teori Henderson dalam Proses Keperawatan
Definisi
ilmu keperawatan Henderson dalam kaitannya dengan praktik keperawatan
menunjukkan bahwa perawat memiliki tugas utama sebagai pemberi asuhan
keperawatan langsung kepada pasien. Manfaat asuhan keperawatan ini terlihat
dari kemajuan kondisi pasien, yang semula bergantung pada orang lain menjadi
lebih mandiri. Perawat dapat membantu pasien beralih dari kondisi bergantung
(dependent) menjadi mandiri (independent)dengan mengkaji, merencanakan,
mengimplemetasikan, serta mengevaluasi 14 komponen penangana perawatan dasar.
Pada tahap penilaian (pengkajian), perawat menilai kebutuhan dasar pasien berdasarkan 14 komponen diatas. Dalam mengumpulkan data, perawat menggunaka metode observasi, indra penciuman, peraba, dan pendengaran. Setelah data terkumpul, perawat menganalisis data tersebut dan membandingkannya dengan pengetahuan dasar tentang sehat-sakit. Hasil analisis tersebut menghasilkan diagnosis keperawatan yang akan muncul. Diagnosis keperawatan, menurut Henderson,dibuat dengan mengenali kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhannya dengan atau tanpa bantuan, serta dengan mempertimbangkan kekuatan atau pengetahuan yang dimiliki individu.
Tahap perencanaan, menurut Henderson, meliputi aktivitas penyusunan rencan perawatan sesuai kebutuhan individu termasuk di dalamnya perbaikan rencana jika ditemukan adanya perubahan serta dokumentasi bagaimana perawat membantu individu dalam keadaan sehat atau sakit. Selanjutnya, pada tahap implementasi, perawat membantu individu memenuhi kebutuhan dasar yang telah disusun dalam rencana perawatan guna membantunya meninggal dalam keadaan damai. Intervensi yang diberikan perawat sifatnya individual, bergantung pada prinsip fisiologis, usia, latar belakang budaya, keseimbangkan emosional, dan kemampuan intelektual serta fisik individu. Terakhir, perawat megevaluasi pencapaian kriteria yang diharapkan dengan menilai kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Pada tahap penilaian (pengkajian), perawat menilai kebutuhan dasar pasien berdasarkan 14 komponen diatas. Dalam mengumpulkan data, perawat menggunaka metode observasi, indra penciuman, peraba, dan pendengaran. Setelah data terkumpul, perawat menganalisis data tersebut dan membandingkannya dengan pengetahuan dasar tentang sehat-sakit. Hasil analisis tersebut menghasilkan diagnosis keperawatan yang akan muncul. Diagnosis keperawatan, menurut Henderson,dibuat dengan mengenali kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhannya dengan atau tanpa bantuan, serta dengan mempertimbangkan kekuatan atau pengetahuan yang dimiliki individu.
Tahap perencanaan, menurut Henderson, meliputi aktivitas penyusunan rencan perawatan sesuai kebutuhan individu termasuk di dalamnya perbaikan rencana jika ditemukan adanya perubahan serta dokumentasi bagaimana perawat membantu individu dalam keadaan sehat atau sakit. Selanjutnya, pada tahap implementasi, perawat membantu individu memenuhi kebutuhan dasar yang telah disusun dalam rencana perawatan guna membantunya meninggal dalam keadaan damai. Intervensi yang diberikan perawat sifatnya individual, bergantung pada prinsip fisiologis, usia, latar belakang budaya, keseimbangkan emosional, dan kemampuan intelektual serta fisik individu. Terakhir, perawat megevaluasi pencapaian kriteria yang diharapkan dengan menilai kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
G. Hubungan
Perawat-pasien-dokter
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dank lien. Menurut Henderson ( dalam asmadi, 2008), hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri :
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dank lien. Menurut Henderson ( dalam asmadi, 2008), hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri :
1) Perawat
sebagai pengganti (substitute) bagi pasien
Pada situasi
pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pannganti (substitute) didalam
memenuhi kekurangan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kemauan pasien
yang berkurang. Disini perawat berfungsi untuk melengkapi.
2) Perawat
sebagai penolong (helper) bagi pasien.
Setelah
kondisi gawat berlalu dan pasien berada pada fase pemulihan, perawat berperan
sebagai penolong (helper) untuk menolong atau membantu pasien untuk mendapatkan
kembali kemandiriannya. Kemandirian ini bersifat relative, sebab tidak ada
satupun manusia yang tidak bergantung kepada orang lain. Meskipun demikian,
perawat berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien.
3) Perawat
sebagai mitra (partner) bagi pasien.
Sebagai
mitra (partner), perawat dan pasien bersama-sama merumuskan rencana perawatan
bagi pasien. Meski diagnosisnya berbeda, setiap pasien tetap memiliki kebutuhan
dasar yang harus dipenuhi. Hanya saja, kebuhan dasar tersebut dimodifikasi
berdasarkan kondisi patologis dan factor lainnya, seperti usia, tabiat, kondisi
emosional, status social atau budaya, serta kekuatan fisik dan intelektual.
Kaitannya
dengan dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa perawat
tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter. Henderson sendiri
mempertanyakan filosofi yang memperbolehkan dokter memberi perintah kepada
perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Tugas perawat adalah membantu pasien
dalam melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada tenaga dokter. Rencana
perawatan yang dirumuskan oleh perawat dan pasien harus dijalankan sedemikian
rupa sehinnga dapat memenuhi rencana pengobatan yang ditentukan oleh dokter.
H. Tujuan
Keperawatan Menurut Henderson
Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh Henderson adalah untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan dan membantu klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Dimana pasien merupakan makhluk sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko, sosial dan spiritual yang mempunyai 14 kebutuhan. Menurut Henderson peran perawat adalah menyempurnakan dan membantu mencapai kemampuan untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi 14 kebutuhan dasar pasien. Faktor menurunnya kekuatan, kemauan dan pengetahuan adalah penyebab kesulitan pasien dalam memperoleh kemandirian. Untuk itu diperlukan fokus intervensi yaitu mengurangi penyebab dimana pola intervensinya adalah mengembalikan, menyempurnakan, melengkapi, menambah, menguatkan, kemauan dan pengetahuan.
Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh Henderson adalah untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan dan membantu klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Dimana pasien merupakan makhluk sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko, sosial dan spiritual yang mempunyai 14 kebutuhan. Menurut Henderson peran perawat adalah menyempurnakan dan membantu mencapai kemampuan untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi 14 kebutuhan dasar pasien. Faktor menurunnya kekuatan, kemauan dan pengetahuan adalah penyebab kesulitan pasien dalam memperoleh kemandirian. Untuk itu diperlukan fokus intervensi yaitu mengurangi penyebab dimana pola intervensinya adalah mengembalikan, menyempurnakan, melengkapi, menambah, menguatkan, kemauan dan pengetahuan.
Langganan:
Postingan (Atom)